Memang benar hasil yang memuaskan bisa didapatkan dari usaha yang halal. Itulah yang dialami seorang kuli bangunan yang akhirnya sanggup menjadi orang terkaya tanpa pesugihan.
Asal pandai menangkap peluang dan memiliki tekad yang kuat, maka hasil tidak akan mengkhianati usaha, seperti yang diceritakan Hui Wing Mau mengenai perjalan panjang menuju kesuksesannya.
Hui yang sebelumnya dinamai Xu Rongmao oleh kedua orang tuanya itu lahir dari keluarga miskin yang bertempat tinggal di Fujian.
Ia adalah anak pertama dari 8 bersaudara. Sejak remaja, sang ayah telah mengajarkan Hui muda berbagai keahlian kuli bangunan untuk membantunya bekerja.
www.tokopedia.com/bisnisgemilang
Setelah lulus dari sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA), Hui pun mengikuti jejak ayahnya untuk bekerja sebagai kuli bangunan.
Berbarengan dengan Revolusi Kebudayaan kala itu, Hui lantas berangkat ke pinggiran kota untuk menjadi pembantu medis tradisional.
Pada akhir tahun 1970-an, Hui memutuskan untuk pindah ke Hong Kong di mana ia bekerja di salah satu pabrik tekstil.
Jual Pakaian Promosi Jakarta | Seragam Kerja Kantor | Souvenir Promosi Terbaik | Produk Promosi Top..
WA: 0812 80069079, 081326 800528
Sejak saat itulah, Hui mulai belajar dan tekun berjual-beli saham. Penghasilan yang didapat dari usahanya itu kemudian digunakan untuk kembali menanam modal di sejumlah pabrik tekstil.
Pada tahun 1988, Hui sudah berhasil menanamkan 12 juta Dolar AS atau senilai Rp174 miliar ke sebuah pabrik tekstil. Langkah inilah yang menjadi awal dari karier Hui di industri properti.
Setelah itu, Hui bersikeras untuk membangun hotel di China, meskipun kala itu pemerintah setempat masih melarang siapa pun untuk berinvestasi dengan hotel milik pribadi.
Hui kemudian menyiasati larangan itu dengan membangun hotel dengan standar yang sangat baik.
Beruntungnya, ketika pembangunan hotel milik Hui itu selesai, pemerintah mengubah kebijakan mengenai investasi properti.
Setelah berhasil melalui rintangan itu, maka Hiu pun menjadi pemilik hotel pribadi bintang tiga pertama di China.
Sepak terjangnya di dunia properti pun semakin diakui. Kendati demikian, bisnisnya di China sempat mengalami penurunan.
Hui pun berinisiatif untuk memulai investasi real-estate di Australia pada tahun 1990-an dan akhirnya menetap di Darwin, Australia.
Selama menetap di Australia, Hui dari jarak jauh, melanjutkan studinya sampai meraih gelar master di bidang bisnis.
Hui yang tekun dan jeli di dalam menangkap peluang tidak serta merta puas dengan apa yang diraihnya.
Ketika itu, Beijing dan Shanghai menarik perhatiannya sebelum orang lain sempat melirik tempat yang saat ini terbukti amat menjanjikan itu.
Hui pun dengan cepat memosisikan bisnisnya ke dalam pasar tersebut sebelum harganya meroket.
Pada tahun 2000-an, Hui juga mengakuisisi Shimao Holdings dan Shimao International.
Berkat kepiawaiannya di dalam berbisnis, pada tahun 2006 perusahaan yang menjadi Shimao Property itu berhasil didaftarkan ke Bursa Efek Hong Kong oleh Hui.
Sumber foto: Shimao Property
Perusahaan itu pun secara resmi diurus secara privat olehnya pada tahun 2007.
Hingga detik ini, profit dari perusahaan milik Hui itu terus mengalami peningkatan signifikan.
Menurut laporan dari Statistica, pada tahun 2019, Shimao Property sukses meraup hingga 34 miliar Yuan atau senilai Rp74 triliun.
Menurut Forbes, kekayaan Hui per 4 November 2020 telah mencapai Rp175 triliun.
Jumlah itu lantas membuatnya menempati urutan ke-37 orang terkaya China dan ke-145 di dalam daftar miliarder 2020.
sumber: jalantikus.com
Anda bisa temukan jawabannya dengan klik tombol merah di bawah ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar