Setiap kita pernah merasakan resah & gelisah ketika menghadapi masalah yg pelik.
Bagaimana caranya supaya resah & gelisah tsb tidak berlanjut?
Bagaimana supaya hati menjadi tenang?
Menyambut Hari Jumat, Saya ada Artikel Super untuk Motivasi Anti Resah & Gelisah..
Semoga bisa mengobati hati Sobat yg lagi sedih, resah, atau gelisah..
Kenapa Harus bersedih Terus..
Judul di atas kalo kita terjemahkan maksudnya bisa seperti kondisi berikut :
“Kenapa harus Putus Asa terus?”
“Kenapa harus Pesimis terus?”
“Kenapa harus Kecewa terus?”
“Kenapa hidup merasa tidak Puas terus?”
“Kenapa rasanya kebutuhan hidup tidak pernah cukup terus?”
dll.
Manusia Bersifat Keluh Kesah
Kalo boleh Saya simpulkan, judul atau kondisi di atas hampir dirasakan oleh semua orang. Semua kita.
Kalo tidak semua kondisi, minimal salah satu kondisi kita pernah mengalaminya…!
Kenapa?
Karena manusia memang diciptakan bersifat “keluh kesah” lagi “kikir”.
Apakah ada di antara Sobat yg merasa?
He..he…he….Yuk kita bertafakur & muhasabah diri (intropeksi)…!
Kondisi di atas bisa kita hadapi dg mengikuti perintah Allah sesuai petunjuk Al-Qur’an.
QS. Al Ma’arij (70) :
Ayat 19 : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah (suka mengeluh)”.
Ayat 20 : “Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah”.
Ayat 21 : “Dan apabila ia mendapat kebaikan (harta), ia jadi kikir”.
Ayat 22 : “Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
Ayat 23 : mereka yang tetap setia mengerjakan shalatnya,
Ayat 24 : dan orang-orang yg dalam hartanya disiapkan bagian tertentu,
Ayat 25 : bagi orang (miskin) yg meminta dan yg tidak meminta”.
Kunci Menghadapi Keresahan Hidup
Kuncinya, ketika kita menghadapi keresahan atau keluh kesah karena
masalah hidup, maka lakukan “Shalat & tetap konsisten terus
mengerjakan Shalat”.
Di dalam Shalat kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Shalat & membaca Al-Qur’an bisa membawa kepada ketenangan.
Karena sifat dasar manusia diciptakan suka berkeluh kesah, maka
obatnya yg paling mujarab supaya bisa tenang adalah dg memperbanyak
shalat, baik shalat wajib, maupun shalat sunat.
Bukan hanya memperbanyak, tapi belajar untuk lebih khusuk dalam
shalat, meningkatkan kualitas konsentrasi kita, karena semua rangkaian
gerak dalam shalat berisi doa-doa. Doa yg diajarkan dalam Al-Quran.
Shalat & membaca Al-Qur’an adalah obat hati bagi Sobat yg lagi
gelisah, atau yg sering berkeluh kesah. Syaratnya Sobat harus paham apa
yg sedang dibaca. Dan lebih bagus lagi kalo Sobat membaca referensi
tafsir mengenai ayat-ayat yg sudah dibaca itu.
Karena semua permasalah hidup ada jalan keluarnya di dalam Al-Qur’an.
Kalo Sobat sering membaca arti ayat yg dibaca, dan sesekali membaca
tafsirnya, maka setiap ada masalah hidup yg datang, Sobat sudah tahu
jalan keluarnya.
Atau minimal Sobat tahu apa arti masalah hidup yg dititipkan pada kita.
Ibarat sudah tahu kunci jawabannya dalam ujian sekolah, maka Sobat
akan tersenyum ketika sudah tahu jawaban dari permasalahan hidup ini.
Jika Sobat tidak tahu kunci jawabannya, maka terasa pening sekali
kepala ini. Pusing & mungkin jadi marah-marah aja bawaannya…!
“Al-Qur’an adalah obat hati, Al-Qur’an adalah jalan keluar dari permasalahan hidup”.
Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an, maka seolah kita sedang
memegang tali yg kokoh yg tidak pernah akan putus selama kita hidup di
dunia ini :
“1 ujung tali kita pegang, 1 ujungnya lagi menuju Allah”.
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia
orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh
kepada buhul (tali) yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan” (QS. Surat Luqman (31) Ayat 22).
Kunci Supaya Tidak Kikir
Kebanyakan manusia hanya memikirkan dirinya sendiri.
Urusan orang lain dinomorduakan.
Begitu dirinya mendapat rezeki berupa harta yg berlebih, yang hanya
dipikirkan adalah bagaimana keluarganya sejahtera, bagaimana menyimpan
hartanya, dan bagaimana berinvestasi dg hartanya tsb supaya berkembang.
Tidak salah sih pemikiran di atas. Kalau ditinjau dari kacamata dunia.
Namun yg jarang dipikirkan adalah bagaimana berinvestasi untuk urusan
akhirat. Bagaimana agar kita tidak masuk kategori kikir seperti yg
Allah sindir pada QS. Al Ma’arij di atas :
Ayat 21 : “Dan apabila ia mendapat kebaikan (harta), ia jadi kikir”.
Solusi supaya kita tidak masuk kategori kikir & merasakan bahagia
dengan harta adalah dg menyiapkan bagian tertentu dari harta kita untuk
orang lain yg membutuhkan (miskin, dll) :
Ayat 24 : “Dan orang-orang yg dalam hartanya disiapkan bagian tertentu,
Ayat 25 : bagi orang (miskin) yg meminta dan yg tidak meminta”.
Dengan memberi, ada rasa bahagia yg bergetar dalam aliran darah & relung-relung tubuh kita.
Dengan melihat orang lain tersenyum bahagia dg pemberian kita, ada
rasa haru bahagia juga yg menggetarkan energi syukur pada diri kita.
Kadang ada orang yg miskin harta, namun dia kaya hati sehingga tidak
mau meminta-minta. Padahal dirinya & keluarganya sangat-sangat
membutuhkan. Jika kita punya kelebihan harta, cobalah peka terhadap
saudara kita ini. Sisipkan sebagian harta kita buat mereka. Insya Allah
pahala buat Anda akan mengalir, dan rejeki Anda akan berlipat ganda dg
cara yg tidak diduga-duga.
Coba peka terhadap tetangga, peka juga terhadap saudara yg dekat
& yg jauh. Boleh jadi mereka sedang membutuhkan pertolongan kita,
namun mereka tidak berani untuk meminta.
Kadang ada pula orang miskin yg meminta-minta, karena tidak tahannya
dia terhadap penderitaan yg dihadapi. Untuk mereka, siapkan juga bagian
harta Anda supaya mereka merasakan bahagia & hidup Anda semakin
bahagia. Tapi bukan orang miskin yg menjadikan “meminta-minta” sebagai
profesi harian yah…he…he….!
Kesimpulannya, memberikan sebagian harta atau uang kita kepada orang
lain yg membutuhkan, bisa mengundang rasa bahagia. Dan Insya Allah
menghilangkan sifat keluh kesah karena kita jadi tahu kesulitan orang lain yg mungkin lebih susah dari kita.
Dan ujungnya, kita menjadi manusia yg pandai bersyukur….!
3 Hal yg Bisa Membuat Kita Semakin Tenang Menghadapi Hidup ini
Ini adalah Pengalaman Pribadi. Dan hasil pembelajaran tiada henti dalam hidup ini.
Siapa pun orangnya, baik rakyat jelata, orang kaya, pejabat,
pengusaha, maupun orang taat beragama sekalipun, tetap akan menghadapi
yg namanya masalah hidup.
*1. Hidup & Kehidupan kita sudah Direncanakan oleh Allah.
Nabi Adam adalah manusia pertama yg melakukan dosa karena tergelincir
bisikan syaitan. Allah sempat murka kepada beliau. Namun bagusnya, Nabi
Adam & Siti Hawa buru-buru minta ampun kepada Allah sehingga Allah
pun mengampuninya.
Hukuman tetap dijatuhkan Allah dg diturunkannya Nabi Adam & Siti
Hawa dari surga ke bumi yg kita diami saat ini. Dari yg asalnya tinggal
ambil di Surga apa saja yg ingin dimakan & diminum, kini jika di
bumi semua harus diusahakan. Harus peras keringat…!
Do’a Nabi Adam yg perlu juga kita amalkan sebagai manusia yg banyak dosa :
“Keduanya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami
sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada
kami, niscaya kami termasuk orang-orang yg rugi.”
(QS. Al-A’raf (7), ayat 23).
Adam & istrinya minta ampun kepada Allah, lalu Allah mengabulkannya.
Syaitan telah berbuat salah dg tidak mengikuti perintah Allah, namun
dia tidak mau minta ampun. Malah minta penangguhan sampai hari kiamat
agar bisa terus melakukan dosa dg menggoda anak-cucu Adam.
Do’a Adam & permintaan Syaitan dikabulkan Allah.
Coba renungkan, masak kita tidak
sungguh-sungguh dalam berdoa? Sementara permintaan syaitan saja untuk
penangguhan balasan masih diperkenankan Allah.
Bukankah Anda lebih baik dari Syaitan jika Anda beriman?
Mari tiru do’a Nabi Adam & teruslah berbuat baik dalam hidup ini…!
Ada juga suatu hadist shahih yg perlu kita renungi untuk membuat
hidup ini semakin tenang berdasarkan dialog Nabi Musa dg Nabi Adam :
Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, Rasulullah saw
bersabda,”Pernah Adam dan Musa saling berdebat. Kata Musa,’Wahai Adam!
Kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan
mengeluarkan kami dari surga.’ Adam menjawab,’Kamu Musa, Allah telah
memilihmu untuk diajak berbicara dg kalam-Nya dan Allah telah menuliskan
untukmu dg tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu
perkara yg telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku?” Nabi saw bersabda, “akhirnya Adam menang berdebat dg Musa.” (HR. Muslim, 4793).
Subhanalloh….
Membaca hadist di atas membuat kita semakin yakin bahwa hidup kita
sudah direncanakan Allah. Jauh sebelum kita diciptakan, Allah telah
merencanakannya. Allah tidak main-main & sembarangan menciptakan
kita begitu saja.
Pasti ada tujuannya..!
Allah adalah Sutradara terhebat jagat raya, alam semesta, dan
penciptaan diri kita ini. Jadi ikuti saja lakon sandiwara yg sudah Allah
tetapkan untuk kita di panggung dunia ini.
Insya Allah hati akan semakin menerima apa saja kejadian yg kita
kehendaki & tidak kita kehendaki. Karena semuanya sudah direncanakan
Allah dg sangat baik & sangat teliti untuk kebaikan kita
dunia-akhirat. Allah Maha Teliti.
Tidak perlu marah. Tidak perlu emosi berlebihan. Semua masalah yg
dirasa berat kita kembalikan saja kepada Allah yg memiliki diri kita ini
(Takwa & Tawakal). Insya Allah hati akan kembali tenang.
Jalan keluar akan tampak dari pintu yg tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya.
*2. Allah tidak akan membebani manusia melebihi Kesanggupannya.
Seberat apapun cobaan yg kita terima, itu sudah diukur oleh Allah swt.
Allah menyatakan kita bakal sanggup menghadapinya, asal berpegang teguh pada tali Allah yg kokoh (Al-Qur’an).
QS. Al-Baqarah (2) ayat 286 :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebaikan) yg dikerjakannya,
dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yg diperbuatnya…..”
Cobaan akan membuat kita semakin kuat, semakin bijaksana menghadapi
hidup karena banyak hikmah & ilmu yg terkandung dalam setiap cobaan.
*3. Nasib bisa Dirubah dengan Doa dan Usaha.
Jika nasib kita terlihat baik hari ini, kemungkinan itu adalah buah
usaha kita beberapa waktu sebelumnya, plus doa yg kita panjatkan.
Jika nasib kita tidak baik hari ini, kemungkinan hasil dari dosa yg
kita lakukan di masa lalu. Atau juga usaha kita yg kurang greget.
Sudah jamak kita pahami bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang, sebelum orang tsb berusaha untuk merubahnya sendiri :
“….Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…..”
(QS. Ar-Ra’d (13) ayat 11).
Keputusan Allah untuk merubah keadaan kita adalah sepenuhnya hak
Allah, setelah melihat kita sungguh-sungguh atau tidak untuk berubah.
Tugas kita adalah berusaha maksimal dg kecerdasan akal & tenaga
yg telah Allah berikan. Lalu berusaha terus berdoa siang & malam.
Jika usaha & doa kita diijabah oleh Allah, maka sudah sepantasnya
kita bersyukur dg banyak berbagi. Juga semakin banyak beramal.
Jika hajat kita belum juga tercapai, teruslah berusaha & berdoa
sampai Allah menurunkan pertolongannya. Di sini diperlukan kesabaran
tingkat tinggi untuk selalu berbaik sangka kepada Allah dalam segala
kondisi.
Yang perlu kita tanamkan dalam hati adalah :
*Sepanjang kita mau berusaha & berdoa terus, selalu ada PELUANG untuk merubah nasib.
*Namun jika kita putus asa, alias berhenti berusaha & berdoa,
maka tidak ada jalan lain untuk merubah nasib. Tertutuplah semua
peluang.
Jadi pilih mana Sobat : mau berusaha terus & berdoa utk merubah NASIB atau tidak?
Mau sedih terus atau bersifat pertengahan?
“Pada akhirnya, nasib Anda ditentukan oleh PIKIRAN & TINDAKAN Anda sendiri…!”
Sukses untuk kita yg mau Berusaha…!
“Mau berusaha untuk merubah nasib & konsisten berdoa”.
Davit Putra, S.Si RWP.